Kamis, 10 November 2011

Materi Pelajaran Sejarah Kelas X: Bab 1. Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

Adalah sebuah fakta bahwa kehidupan suatu masyarakat pada hari ini, sangat dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat di masa lampau. Kemudian, kehidupan masyarakat di hari esok, tentu juga dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat pada hari ini. Misalnya saja, bila masyarakat saat ini terlalu berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam, maka masyarakat di masa depan yaitu generasi penerusnya bisa memperoleh efek negatifnya. Misalnya berupa kekurangan sumber daya alam untuk menopang kehidupannya. Demikian juga bila masyarakat pendahulu kita tidak berjuang sekuat tenaga berperang mengusir penjajah Eropa, dengan pengorbanan harta, darah dan nyawa, tentu masyarakat Indonesia saat ini sebagai gerasi penrusnya tidak akanmerasakan hidup merdeka dan bebas dari penyiksaan dan enjajahan yang semena-mena.

Maka mempelajari apa yang yang telah dilakukan masyarakat pada masa lalu yang telah menjadi sejarah, tentu sangatlah penting untuk dilakukan. Melalui hikmah yang muncul dari peristiwa masyarakat di masa lalu, kita bisa sadar sepenuhnya tentang hambatan dan ancaman apa yang perlu kita hindari dan hadapi. Selain itu, untuk menyusun cita-cita masa depan, kita bisa juga belajar dari bagaiamana generasi masa lalu menskrontruksi cita-cita bangsa. Seorang cendekia bernama Albana pernah berujar; ”Mimpi hari kemarin adalah kenyataan hari ini, dan mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok”.

Ternyata Tuhan juga memberikan petunjuk kebaikan dan larangan dengan berbagai metode yang jitu, yang salah satunya adalah memberikan hikmah dari kisah-kisah terdahulu (sejarah). Ini bisa kita lihat di dalam kitab suci agama manapun juga. Jadi, apapun agama kita, cobalah kembali membuka ajaran Tuhan dalam Kitab Suci-Nya, kita betul-betul akan menemukan bahwa banyak sekali kisah-kisah orang terdahulu dilantunkan untuk mengajarkan pada kita tentang kebaikan. Maka ada sebuah ungkapan dalam bahasa latin ‘Historia Vitae Magistra’; Sejarah adalah guru kehidupan yang paling baik.

A. Pengertian Sejarah

Asal kata sejarah secara etimologis adalah berasal dari bahasa Arab, syajaratun yang berarti pohon. Kata tersebut berarti sesuatu yang memeiliki akar asal dan kemudian memiliki pertumbuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang terjadi pada masa lampau.

Dalam bahasa daerah masyarakat Nusantara di pulau Rote sejarah sering disebut pula ‘tutui tetek’, atau dalam bahasa minangkabau sering menyebutnya ‘tambo’. Sedangakan masyarakat jawa lebih kerap menggunakan kata ‘babad’ untuk mendefiniskan Untuk lebih mendalami makna sejarah, marilah sebelumnya kita perhatikan beberapa pendapat mengenai pengertian sejarah menurut beberapa ahli dari Indonesia dan juga pakar dari berbagai belahan dunia. Definisi-definisi sejarah dari beberapa ahli ini dapat dijadikan bahan perbandingan menujuke arah pengertian sejarah yang sempurna dan benar, serta memiliki kesadaran sejarah yang mendalam.

Beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain

sebagai berikut.

1. Roeslan Abdulgani, mengemukakan bahwa sejarah ialah ilmu yang

meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan

masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya;

dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk

dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan

masa sekarang serta arah progres masa depan.

Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan ke masa

silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Atau

dengan kata lain, dalam penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan

diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan

sedikit banyak tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan.

2. Thomas Carlyle, memberikan definisi sejarah adalah peristiwa masa

lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah

penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang

pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.

3. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang

mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut

Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang

pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya

diakibatkan oleh keadaan manusia.

4. Ibnu Khaldun, perintis ilmu sosiologi ternama mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.

5. Leopold Von Rake, memberikan definisi sejarah adalah apa yang sungguh-sungguh terjadi.

6. Kuntowijoyo, sejarawan Indonesia yang terkenal memberikan pengertian bahwa sejarah adalah perputaran waktu, rangkaian peristiwa dan pergantian kekuasaan

7. R. Moh. Ali menyimpulkan definisi sejarah sebagai berikut.

a. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadiankejadian di masa lampau.

b. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan

dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan

manusia.

c. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah memiliki beberapa unsur pokok yakni adanya peristiwa, kisah, dan ilmu sejarah.

Untuk mengungkap kehidupan manusia masa lampau, ada sebuah formula eksplorasi yang berisi enam pertanyaan, yakni sebagai berikut;

1. What (apa), yang menunjuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

2. Who (siapa), yang menunjuk tentang tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa.

3. When (kapan), menunjuk waktu terjadinya peristiwa tersebut.

4. Where (di mana), menunjuk kepada tempat peristiwa terjadi.

5. How (bagaimana), menunjuk kepada proses terjadinya peristiwa tersebut.

6. Why (mengapa), menunjuk kepada keterkaitan sebab akibat peristiwa tersebut.

Tugas 1.1

Buatlah kelompok yang beranggotakan minimal 5 orang. Pahami kembali beberapa pengertian sejarah yang dikemukakan oleh para pakar. Presentasikanlah beberapa pengertian sejarah tersebut, satu orang anggota kelompok mewakili satu pakar sejarah yang menyatakan pandangannya!

B. Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni

1. Sejarah sebagai Peristiwa (history as an event)

Dalam mempelajari sejarah, manfaat akan dapat kita peroleh setelah kita mengetahui dan menemukan hikmah dari sebuah peristiwa sejarah. Yaitu berkaitan dengan kejadian-kejadian atau peristiwa-peritiwa yang berhubungan dengan perubahan di dalam kehidupan manusia pada masa lampau. Dari manfaat ini maka kita sering mendengar ucapan Historia Vitae Magistra (sejarah adalah guru kehidupan yang paling baik). Sejarah sebagai peritiwa (res gestae) disebut sejarah objektif. Dengan kata lain, sejarah sebagai peristiwa adalah sejarah yang menunjuk kepada peristiwa atau kejadian itu sendiri. Sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat unik karena tidak mungkin diulang atau terulang kembali (einmalig). Maka, sejarah sebagai peristiwa hanya berlangsung satu kali. Contoh sejarah sebagai peristiwa yang hanya terjadi sekali dalam sejarah dan tidak mungkin terulang kembali adalah peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Sukarno-Hatta (17 Agustus 1945) dan peristiwa Perang mengusir penjajah Belanda oleh Pangeran Diponegoro dan rakyat Jawa (1825-1830).

2. Sejarah sebagai Kisah (history as narrative)

Sejarah sebagai kisah (history as narrative) adalah penuturan cerita sejarah yang disusun dari catatan, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang berlangsung pada masa lampau. Jadi hal ini menyangkut penulisan peristiwa sejarah tersebut oleh seseorang sesuai dengan konteks zamannya dan latar belakang serta sifat kepribadian penulisnya.

Sehingga, sejarah sebagai kisah adalah sebuah karya sejarah yang cenderung bersifat subjektif, karena memuat unsur-unsur dan isu subjek (sejarawan itu sendiri).

Peristiwa-peristiwa sejarah seperti pengusiran penjajah Belanda melalui Perlawanan Teuku Umar dan Cut Nyak Dien (1871-1904); Perlawanan Kaum Paderi (1821-1838), Perlawanan Diponegoro dan rakyat Jawa (1825-1830); Perlawanan Rakyat Bali

(1846-1905), Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan sebagainya dapat berulang-kali ditulis kembali (dikisahkan) oleh penulis sejarah (sejarawan) atau orang yang berminat pada sejarah. Penulis tersebut bisa termasuk penulis angkatan

'45, ‘50, ‘66, atau pun juga penulis angkatan 2011. Hasil penulisannya berupa karya tulis, dapat berwujud cerpen, buku atau dalam bentuk media yang lainnya.

Jadi, peristiwa sejarahnya hanya sekali (proses yang tidak terulang dan tidak berkelajutan = sejarah obyektif =sejarah sebagai peristiwa), namun kisahnya atau makna dari peristiwa tersebut dapat berulang-ulang (ada proses berkelanjutan = sejarah

subyektif = sejarah sebagai kisah).

3. Sejarah sebagai Ilmu (history as science)

Selain sejarah sebagai peristiwa dan sebagai kisah, sejarah juga dipandang sebagai

Ilmu (history as science). Untuk memahami tentang sejarah sebagai ilmu; perlu kiranya memahami apa pengertian ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan pengetahuan itu sendiri maksudnya adalah segala sesuatu yang diketahui. Beberapa metode mencari pengetahuan antara alain adalah;

a. mendengarkan cerita orang lain

b. mengalami sendiri sebuah peristiwa (pengalaman)

c. mengadakan penelitian

Pengetahuan berdasarkan cerita orang lain dan pengalaman memiliki derajat kebenaran yang relative berbeda dengan pengetahuan berdasarkan penelitian.

Berikut ini adalah contoh untuk membedakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan penelitian

Seorang tukang kebun menggunakan pupuk untuk tanamannya karena berdasarkan

pengalamannya, tanaman yang dipupuk memberikan hasil lebih baik daripada

tanaman yang tidak dipupuk. Pengetahuan tersebut berdasarkan pengalamannya

sendiri. Di lain sisi seorang ahli tanaman, memberikan pupuk pada tanaman

berdasarkan penyelidikan/penelitian, bahwa tanaman itu memerlukan jenis

pupuk tertentu dan pada saat-saat tertentu sehingga hasilnya baik.

Pengetahuan berdasarkan pengalaman kebenarannya tergantung pada ketajaman panca indera. Sedangkan pengetahuan yang didasarkan pada penelitian ilmiah lebih kuat kebenarannya, karena didukung oleh fakta sekaligus penjelasan data ilmiah. Pengetahuan yang bersumber dari penelitian inilah yag disebut sebagai ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematis yang bertujuan untuk menerangkan gejala-gejala alam dan gejala sosial. Untuk menentukan bahwa suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan maka dibutuhkan suatu metode, metode itu disebut sebagai metode ilmiah.

Ilmu sejarah memiliki metode ilmiah yang digunakan para sejarawan untuk merekonstruksi masa lalu, yaitu metode sejarah.

Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis sumber-sumber dan peninggalan sejarah. Langkah-langkah metode sejarah adalah sebagai berikut;

a. Heuristic (mencari jejak-jejak masa lampau)

b. Verifikasi (meneliti jejak-jejak sejarah secara kritis/ kritik sumber)

c. Interpretasi (menafsirkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau)

d. Historiografi (menulis hasil rekonstruksi masa lampau secara ilmiah)

Melihat sistematisnya proses dalam penelitian sejarah ini, maka sejarah itu sendiri bisa dikatakan sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu. Karena Sejarah telah memiliki berbagai unsur ilmu antara lain;

a. Memiliki objek kajian berupa waktu dan manusia

b. Bersifat empiris

c. Memiliki generalisasi

d. Memiliki metode ilmiah.

4. Sejarah sebagai Seni (history as an art)

Untuk menuliskan kisah sejarah, para sejarawan menggunakan sumber sejarah yang didapat dari proses penelitian di lapangan berupa berbagai bentuk seperti antara lain; dokumen, arsip, data statistic atau catatan-catatan peristiwa. Setelah melalui proses interpretasi kemudian sumber-sumber sejarah tersebut direkonstruksi/ disusun ulang oleh para sejarawan melalui metode ilmiah. Finalisasi dari semua itu adalah proses penulisan kisah sejarah (historiografi), yang meskipun disusun berdasarkan metode ilmiah, penyajiannya dalam bentuk karya tulis harus meramu unsur keindahan bahasa, seni penulisan dan kemampuan berpikir ilmiah. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk menyajikan sebuah karya ilmiah yang berbobot dan menarik untuk diaca. Oleh karena itu penulisan sejarah dapat dikategorikan sebagai seni karena sejarah adalah gabungan ilmu dan seni.

Proses penyusunan sejarah sebagai ilmu maupun sebagai seni juga tidak terlepas dari tiga aspek penting, yaitu ;

a. Aspek teoritis

b. Aspek metodelogis

c. Aspek teknis

Kesempurnaan dari sebuah karya penulisan sejarah amat bergantung pada tiga aspek ini.

Pelatihan Sub Bab.

Tugas 1.2

Coba tanyakanlah orang-orang disekitar tetangga anda atau keluarga anda yang sudah berusia lanjut, adakah peristiwa-peristiwa penting yang dapat digolongkan sebagai peristiwa sejarah (sejarah sebagai peristiwa)! Nah, jika ada ambil salah satu peristiwa sejarah berskala lokal/regional di kota anda! Jika tidak ada, Anda dapat mengambil tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa dalam skala nasional.

Selanjutnya tuliskan dalam bentuk kisah (di kertas folio 2-3 halaman) dan kumpulkan. Hasil karya Anda merupakan sejarah sebagai kisah.

C. Periodesasi dan Kronologi Sejarah

1. Periodisasi

Penulisan sejarah pada dasarnya disusun berdasarkan dimensi ruang(spasial), waktu (temporal), dan tema tertentu (tematis). Menentukan batasan waktu penelitian dan penulisan sejarah harus dilakukan terlebih dahulu sebelum para sejarawan menentukan aspek penting dalam sejarah. Usaha ini berujung pada apa yang dinamakan sebagai Periodesasi. Periodesasi yaitu proses pembagian waktu dalam sejarah berdasarkan zaman atau periode. Sejarah dibagi-bagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masingmasing. Periodisasi sangat penting dalam historiografi karena merupakan batang tubuh cerita sejarah.

Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas menentukan/memilih periodisasi, yang mencerminkan keyakinannya, pendiriannya, dan visi sejarahnya.

Adapun tujuan dari periodesasi adalah sebagai berikut.

1) Melakukan penyederhanaan

2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah

3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis

4) Memudahkan pengertian

5) Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

Contoh dari periodesasi adalah seperti yang ditulis seorang sejarawan yang juga merupakan salah satu pendiri bangsa Indonesia; Moh. Yamin dalam bukunya "6000 Tahun Sang Merah Putih". Beliau membuat babakan waktu/periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut;

1. Zaman Prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi.

2. Zaman Proto Historis, dari permulaan Tarikh Masehi sampai ke Abad VII.

3. Zaman Sriwijaya - Sailendra (abad VII - XII).

4. Zaman Singasari - Majapahit (Abad XIII- XVI).

5. Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia (sejak XVI – XIX).

Periodisasi juga dapat dibuat menurut urutan pergantian dinasti-dinasti. Sejarah Mesir Kuno dan Cina Kuno misalnya, adalah contoh periodisasi

yang lazim digunakan; demikian juga sejarah Jawa.

Contoh Periodisasi Sejarah Cina:

1) Dinasti Shang : 1450 -1050 SM

2) Dinasti Chou : 1050 -247 SM

3) Dinasti Chin : 256 - 207 SM

2. Kronologi

Menurut Alexander D. Xenopol, peristiwa berulang dipelajari oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); sedangkan peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu. Dengan demikian peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu, karena sejarah menitikberatkan urutan (succession, chronology) sebagai pokok penelitian. Urutan yang dimaksud adalah pertumbuhan dan perkembangan dalam esensi pengertian perubahan.

Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa kehidupan manusia masalampau; jadi menyangkut konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarahberdimensi tiga, yakni masa lalu, massekarang, dan masa yang akan datang (the past, the present, and the future) .

Masa lampau berlangsung tanpa batas, oleh karenanya perlu dibuat pembabakan waktu berdasarkan urutan kejadian, atau apa yang biasa disebut sebagai: kronologi. Kronologi, berarti penulisan peristiwa sejarah yang berlangsung sesuai urutan waktu kejadiannya.

Kronologi sebuah peristiwa sejarah dimulai dengan penyajian mengenai latar belakang suatu peristiwa, diikuti dengan proses terjadinya suatu peristiwa dan diakhiri dengan deskripsi mengenai akibat dari sebuah peristiwa.

Persona :

Muhammad Yamin

Beliau menyebut Indonesia merdeka sebagai “Imperium Nusantara III” setelah Sriwijaya dan Majapahit. Beliau adalah salah seorang founding Father Negara Indonesia, yang mengusulkan bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia sekaligus menjadi bahasa Nasional dalam Konggres Pemuda II. Beliau tergolong juga sebagai penyair dalam angkatan Pujangga Baru. Selain sebagai seorang penyair beliau juga adalah seorang ahli ahli hukum dan juga ahli sejarah. Sejumlah buku sejarah yang ortoritatif telah Yamin tulis antara lain; Gajah Mada (1945), Sedjarah Peperangan Dipanegara (1945), Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia (1951) dan Kebudayaan Asia- Afrika (1955). Pakar Sejarah Indonesia saat ini yang bernama Taufik Abdullah menempatkan Muhammad Yamin sebagai sejarawan terbesar abad ini.

(sumber : TEMPO edisi Khusus, 16 Januari 2000)

Tugas 1.3

Di atas kita telah mengetahui periodesasi sejarah Indonesia menurut Muhammad Yamin. Carilah versi periodesasi sejarah Indonesia menurut seorang pakar yang lain!

D. Kegunaan Sejarah

Sejarawan senior Indonesia, Sartono Kartodirdjo mengatakan bahwa sejarah mempunyai kegunaan genetis dan didaktis. Dengan pengetahuan sejarah dimaksudkan agar generasi berikut dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman nenek moyang. Di samping itu suri tauladan mereka dapat menjadi model bagi keturunannya. Selanjutnya Nugroho Notosusanto mengungkapkan bahwa sejarah mempunyai kegunaan edukatif, instruktif, inspiratif dan rekreatif.

1. Guna Edukatif (pendidikan)

Sejarah memiliki kegunaan yang pertama adalah sebagai edukasi atau pengajaran. Masyarakat pada umumnya selalu belajar banyak hal ihwal kehidupannya dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang sudah pernah dilakukan dan dialami baik oleh dirinya maupun oleh generasi sebelumnya.

2. Guna Instruktif (memberi pelajaran)

Guna sejarah yang berikutnya adalah memberikan pengetahuan yang bermakna untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan. Contohnya adalah ketika kita mempelajari sejarah perang kemerdekaan dan mengusir bangsa penjajah, kita dapat mempelajari siasat, taktik dan strategi Pangeran Diponegoro atau Fatahillah saat mengusir Belanda maupun Portugis yang menjajah Sunda Kelapa.

3. Guna Rekreatif (memberi Hiburan)

Karya sejarah juga berfungsi sebagai karya sastra maupun juga karya seni media. Oleh karena itu sejarah memberikan suatu hiburan bagi yang mempelajarinya. Karya penulisan atau perekonstruksian sejarah itu ditulis atau disusun secara imajinatif agar menarik setiap orang yang mempelajarinya. Sebagai contoh adalah dalam buku berjudul “Zaman Bergerak” karya Takashi Shiraisi yang memaparkan situasi masa pergerakan nasional Indonesia. Melalui gaya bercerita yang imajinatif dan menggugah, para pembaca dibawa serta menyelami kiprah para tokoh pergerakan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan nasional. Contoh yang lain adalah bagaimana para penonton film “Cut Nyak Dien” benar-benar dibuat takjub dengan kemampuan seorang pejuang wanita dalam memimpin pasukan perang mengusir penjajah tanpa harus menghilangkan sisi kelembutan kewanitaannya.

4. Guna Inspiratif (memberi Inspirasi)

Sejarah juga berguna dalam meberikan inspirasi atau ilham. Kisah sejarah perjuangan bangsa misalnya dapat memberi inspirasi atau ilham kepada para pembaca. Ilham itu kemudian tercetus dalam semangat nasionalisme, patriotisme, kegigihan dan loyalitas yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan harga diri bangsa.

Bagi generasi muda Indonesia, semua guna sejarah tersebut tentu mengesankan, terlebih lagi guna inspiratif yang memunculkan semangat nasionalisme, patriotisme, kegigihan dan loyalitas yang akhirnya juga berguna untuk “memberikan ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa. Identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan pengalaman sejarah suatu bangsa tersebut. Oleh karena setiap bangsa memiliki pengalaman sejarah yang berbeda-beda, maka identitas dan kepribadian suatu bangsa juga berbeda-beda. Dengan mempelajari sejarah akan lebih memperjelas identitas nasional dan kepribadian bangsa.

Situs Historia

Museum Radya Pustaka adalah museum tertua museum tertua di Indonesia. Museum ini terletak di Jalan Slamet Riyadi, Kompleks Sriwedari, Kota Surakarta (Solo). Tak banyak orang yang mengetahui tentang museum yang menyimpan benda-benda peninggalan sejarah Kraton Surakarta dan kebudayaan Jawa ini.

Museum yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890 Masehi atau pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maulud 1820 Ehe (tahun Jawa)ini menyimpan berbagai koleksi dari R.T.H. Djojohadiningrat II, sang pemrakarsa Perkumpulan Paheman Radya Pustaka ini, didirikan oleh K.R.A. Sosrodiningrat IV yang saat itu menjabat sebagai patih pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana IX.

Awalnya museum ini berada di salah satu ruang di kediaman KRA Sosrodiningrat IV di Kepatihan yang bernama Panti Wobowo. Kemudian atas prakarsa Paku Buwana X, museum lantas dipindahkan ke Loji Kadipolo pada tanggal 1 Januari 1913. Gedung Loji Kadipolo yang menjadi lokasi museum sekarang ini tanahnya dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X dari seorang Belanda.


Museum Radya Pustaka Surakarta


Tidak ada komentar: